Kalinda kekeh tidak mau pulang meski kondisinya sudah tidak baik-baik saja. Sejak siang sampai sekarang pukul 7 malam mereka bertahan di masjid rumah sakit dengan hati yang susah dan pikiran tidak tenang. Sudah dua kali Kalinda muntah karena karena masuk angin tapi dia masih tetap bertahan sampai dia bisa bertemu dengan ibunya. “Nyonya, gimana kalau kita mencari penginapan sekitar sini untuk istirahat sampai mbak Lisa telpon?” “Aku mau disini saja bi, aku masih bisa tahan kok.” Bi Narmi memeluk tubuh Kalinda lebih erat agar dia tidak terlalu kedinginan karena sejak sore tadi hujan terus turun tanpa henti. “Apa salahku bi sampai Alloh memberikan aku ujian seberat ini? ingin ketemu ibuku yang sakit saja dipersulit.” “Ada hikmah dibalik semua ini nyonya, Alloh juga tidak akan mengu