Part 28

1432 Kata

Berawal dari gigitan, berakhir dengan lumatan. Rana mendorong dadaa Alam hingga kaitan bibir itu terlepas. Merah padam wajah Rana sekarang, yang dia tutup bibirnya sambil katakan, "Jangan begitu, Pak! Kalau ada anak-anak yang lihat gimana?" Ish, sebal. Bola matanya bergulir ke sana kemari barangkali ada bocah yang memergoki. Panik. Beda dengan Alam yang tetap kalem di tempatnya. "Nggak ada, kan? Anak-anak kalo sudah masuk kamar, anteng. Paling keluarnya nanti pas makanan sudah sampai." "Ya tetep aja!" Rana cebikkan bibirnya. "Jangan tiba-tiba kayak tadi," gumamnya. "Oh ... jadi kalau nggak tiba-tiba, boleh?" "Nggak!" "Boleh aja dong." "Kenapa sih, Bapak suka mesumm gitu?" Dua alis mata Rana menukik tajam. Jujur, walau jantungnya deg-degan menyenangkan, tapi tak membuat sebagian l

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN