Part 29

1513 Kata

Parah. Parah banget. Rana menatap pucuk ibu jari dan bagian telunjuknya dengan ngeri. Oh, ya ampun! PARAH. Begitu jelas terasa betapa hangatnya ... yang tidak mau Rana jabarkan, tetapi terngiang-ngiang. Tuhan, bagaimana ini? Rana sudah tidak suci lagi. Takut, tapi di sisi lain juga senang. Kenapa? Perasaan macan apa? Yang Rana sentuh dadanya, degupan di sana begitu tenang, namun menjadi kebut-kebutan saat berhadapan dengan Alam. Rana harus apa? Dan sepertinya dia mulai membutuhkan teman untuk berbagi cerita. Umh ... siapa, ya? Sementara itu, di tempatnya ... sore sehabis mandi di setelah kena tampol pipinya oleh Ranasya ketika Alam emut-emut pucuk jemari Rana, langsung bubar seketika. Rana nampol, kabur, terus balik lagi dan meraup semua jajanan di meja detik di mana Alam masih sh

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN