"Nih." Menoleh, Rana yang berdiri di depan meja dapur pun mendapati sosok Alam yang baru saja datang. Menyerahkan sebungkus plastik dan Rana terima. "Udah enakan?" tanyanya. "Hm, mendingan. Nggak sesakit tadi." Yang Rana tengok isi plastik tersebut. "Saya nggak tau kamu biasa pakai yang mana, tapi itu rekomendasi dari Mbak-Mbak minimarketnya." Ah, pembalut. Rana pun mengangguk. Sebenarnya dia masih ada stok, tapi niat Alam baik, maka Rana bilang, "Makasih." "Lagi minum apa itu?" "Teh anget, mau?" Rana bersiap untuk buatkan segelas teh buat Alam. Tapi lelaki itu menggeleng tanda penolakan, yang kemudian Alam ngeluyur menuju kulkas, ambil air mineral dan dia tuangkan sendiri ke dalam cangkirnya. "Ngomong-ngomong, proses kita masih lanjut, kan?" Saling berpandangan. Agaknya Rana men