Part 45

1125 Kata

"Apa susahnya, sih, langsung datang begitu aku panggil, hm?" "Kenapa harus nunggu kayak gini dulu baru kamu ke sini?" "Karena udah jadi mantan? Iya?" Lian yang bicara, lalu menunduk dan menutup wajahnya yang berurai air mata. Bahu perempuan itu bergetar, menandakan isak tangis yang tak dapat dia sembunyikan. Alam melihatnya, mengembuskan napas pelan, sepelan langkah Alam yang maju mendekati Lian, meraih tubuh itu ... merengkuhnya. Tangis Lian semakin terdengar. Alam usap-usap punggungnya seraya bilang, "Saya turut berduka." "Ibu udah nggak ada, satu-satunya yang aku punya udah nggak ada." Rancauan Lian mengudara. Sosok yang meminta Lian untuk menghubungi Alam, menantu kesayangan ibu, yang beliau rindukan di detik-detik terakhirnya ... sekarang sudah meninggal dunia. Sudah lama ibun

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN