"Rana, Ran, hei ... Ranasya!" Dengan panik Alam terus menyerukan namanya, sambil tangan bertindak segesit mungkin menahan pergerakan istrinya, di mana kini Rana tengah memasukkan pakaian Wala dan Bintang ke koper di atas tumpukan baju-bajunya. Alam tahan lengan Rana, dia cekal pergelangannya, membuat Rana mau tak mau terhenti detik itu juga. "Jangan begini, Sayang." Kata sayang itu, anehnya justru membuat Rana muak mendengarnya. Kontan Rana tepis segala bentuk tahanan dari Alam. Tak Rana biarkan tekadnya yang sudah bulat untuk pulang ke Bandung bersama anak-anak dirusak. "Mas minta maaf." Dan harus berapa kali Rana bilang, "Udah aku maafin. Toh, ini perkara persis seperti sebelumnya. Sebelas dua belas. Cuma emang karena terulang, aku jadi capek aja, pengin pulang." Ya ampun! Alam ma