Jilid II - 8: Samar-Samar Telah Mekar

1977 Kata

"Abis dari mana aja?" Nara terkesiap. Menutup rapat pintu kamar, lalu menghadap Awan di dalamnya. Nara letakkan ransel di sofa sekalian dia duduk di sana, tampak Awan berjalan menujunya. Padahal tadi kelihatan sibuk memainkan ponsel meski lisan menyapa kedatangan Nara. Awan pun duduk di sebelahnya. "Hapenya rusak, ya?" tanya Awan, menyindir lebih tepatnya. Sebab segala telepon dan pesan yang Awan kirimkan tak ada balasan. Kesal dia, asal you know. Dinotice soal ponsel, Nara pun mengambilnya dalam tas. Mengecek. Lalu membulatkan bibir ber-oh ria saat puluhan panggilan tak terjawab terpampang di layar, pun tiga pesan baru yang belum dibaca. Awan mendengkus. "Percuma punya hape," cibirnya. Melihat itu, Nara justru tersenyum. "Apa?" Hingga Awan risi dibuatnya. Senyuman Mbak Nara tampak m

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN