Jilid II - 18: Begini Baru Benar

1211 Kata

Kecil. Kecil. Kecil. Kecil. Kecil. Dan ... KECIL?! Dihafalin terus kata itu, terngiang-ngiang. Awan blank hingga otak penuh dengan KECIL?! Plis. Ukurannya memang segitu karena Awan masih delapan belas tahun, tahu! Awan mencebik. Masih bisa berkembang, kan? Awan masih ada di masa pertumbuhan. Tunggu! Kenapa dia jadi galau begitu? Cuma gara-gara ... KECIL?! Awan merasa tersentil. Parah. Yang sekarang ini masih perkutut, besok-besok bisa berubah jadi elang, tahu! Sembarangan. Awan menatap sengit Ainara yang sok kalem sok nggak pernah terjadi apa-apa sebelumnya. "Wan ...." Bodoh amat. Awan diam. "Laper." Nara mendekat. Ceritanya mereka sudah mandi semua. Tinggal sarapan. Nah, itu. "Malu, Wan, ada orang tua Rana. Yuk, ke sana!" Ngajak sarapan bersama ceritanya. Awan melengos saja.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN