"Kamu gak pa-pa?" Oh, suara itu .... Dulu. Dan Nara tersentak saat ini. Mendengarnya lagi. Tak hanya sekadar suara, melainkan kalimat yang serupa makna dengan sosok di masa lalunya. Dulu .... "Hati-hati." Nyaris oleng. Pinggang Nara dirangkul olehnya. Kuat. Hingga Nara bisa kembali menyeimbangkan diri. Meski Nara yakin hanya geleyong sesaat, tak sampai membuatnya akan jatuh ke tanah, tetapi tetap ... dirangkulnya. Terkejut melihat dia. Nara pun berdiri kokoh kembali. Namun, tidak dengan hati, juga jantungnya berdetak kacau saat ini, kala Nara mendongak ... melihatnya. Seketika darah di wajah Nara seakan disedot oleh tanah yang dipijaknya. "Ka-kamu ...." Nara tercekat. Ada yang tak sesuai dengan segala ucapnya, tentang hati, dia, dan dirinya. "Eza." Senyum itu mengembang. Tampak