Tak terasa, seminggu Ainara di-opname, kini dia sudah kembali pulang dan dipulangkan ke rumah orang tua. Oh, tentu. Bukan karena peretakan rumah tangga, tetapi sebab suaminya masihlah ukuran remaja, belum paham apa-apa, hingga Nara dirawat oleh mama dan papanya. Lalu, Awan? Dia pun di sana, tetapi disuruh fokus kuliah dan kerja. Jika siang Awan milik dunia pendidikan dan pencarian nafkahnya, maka malam dia khusus milik Ainara. Seluruh waktu Awan di saat malam tiba benar-benar eksklusif untuk istrinya. Awan sendiri yang mengatur demikian. Tak pernah dia jauh-jauh dari Nara di kala azan Magrib sudah berkumandang. "Apa? Mau apa? Aku ambilin." Seperti sekarang, Ainara masih lemah dan seringnya berdiam di ranjang, saat bosan barulah dia beranjak ke ruang TV. Terkadang mengobrol dengan kelua