"Tuh, kan udah sering dibilangin, jangan motor-motoran terus, jangan ke sana ke sini terus. Istri kamu kecepekan kan tuh jadinya, mesti di-opname. Masuk angin pula gara-gara kamu maksa ke rumah Papi malem-malem. Ganjen banget, sih, Wan." Begitu ucapan papi mengomeli Awan di luar kamar VIP yang lagi-lagi Nara tempati. Sedang di dalam sana ada mama dan papa Ainara, menunggui putri mereka. Awan menunduk bersalah. "Papanya Nara marah-marah ke Papi, padahal kan salah sendiri anaknya mau dihamilin sama bocah semodel kamu begini, yang belum paham apa-apa." "Pi!" tukas Awan tak terima. Nggak, bukannya Nara mau dihamili, tetapi semuanya terjadi begitu saja malam itu. Alam pijat-pijat keningnya. Tak lama. Lantas, dia menatap Awan seraya bilang, "Denger, ya, Wan. Kandungan istri kamu itu beda dar