75. Tak Pernah Terduga

1701 Kata

Aku terbangun saat kurasakan pengap luar biasa. Selain pengap, tenggorokanku juga gatal. Aku ingin batuk, tetapi tidak bisa karena mulutku ternyata dilakban. Mataku langsung mendelik ketika sadar kalau saat ini aku berada di dalam sebuah mobil. Seketika, aku meronta-ronta dan berteriak tertahan. “Hmhhh!” aku meronta sebanyak yang kubisa. “Hmhhh! Hmhhh!” “Sudah bangun, Mbak?” itu suara laki-laki, bapak-bapak. Ada dua orang yang duduk di depan, dan suara itu berasal dari sisi kiri. “Tenang aja. Bos enggak nyuruh kita-kita ngapa-ngapain kamu, kok. Itu kalau kita tahan. Hahahaha!” Tawa menggelegar nan menjengkelkan langsung terdengar memenuhi mobil. Aku tidak yakin ini mobil apa, tetapi yang jelas dari dalam tampak jelek dan usang. Bau anyir besi karatan sangat mendominasi. Oh, iya. Selai

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN