107. Buah Pengakuan

2503 Kata

Sore ini Risa mengajakku jalan-jalan di luar. Dia bilang sangat sayang kalau harus menghabiskan weekend hanya di apartemen. Tentu, aku menurutinya. Ya, sekalipun sebenarnya— kalau ikut kata hati— aku hanya ingin di rumah dan menghabiskan hari dengan mengurungnya di kamar. Jangan heran kenapa aku begini. Bayangkan saja. Aku mendapatkan hakku setelah satu bulan menikah. Itu jelas penyiksaan lahir dan batin. Aku merasa sudah cukup sabar menunggu. Maka sekali dapat, rasa-rasanya tak pernah cukup. Jika tidak memikirkan fisik dan perasaan Risa, aku benar-benar akan menolak ajakannya. Namun, di sini aku tidak boleh egois. Aku harus membiarkan dia istirahat sekaligus membuat mood-nya bagus. Jika mood-nya bagus, besar kemungkinan efeknya juga akan sampai padaku. Pada akhirnya, yang untung juga

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN