66. Diculik Jerapah

1601 Kata

Aku malu, sangat malu, luar biasa malu. Fikri masih saja menatapku penuh ledekan. Aku sudah menegurnya berulang kali, tetapi anak itu benar-benar tak mau mengindahkan. “Cie, dikangenin Manusia Jerapah!” Ledekan itu sudah dia lontarkan berulang kali. Fikri memang sudah tahu kalau aku menamai kontak Dokter Arga dengan nama Manusia Jerapah. Dia tahu belum lama, tepatnya saat kami sama-sama koas di stase IPD. Aku pun sudah menjelaskan alasannya. Pada akhirnya, Fikri pun tahu kapan pertama kali aku dan Dokter Arga bertemu. Memang tidak sedetail Salma, karena aku hanya menceritakan garis besarnya saja. Itu sudah cukup, dia pun tidak bertanya lebih lanjut. Kini, kami sedang berjalan beriringan menuju pintu keluar. Senyum ledekan masih terus tercetak jelas di bibirnya. Benar-benar tanpa henti.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN