113. Festival Keukenhof

2010 Kata

“Yah, garis satu lagi.” Ternyata, ekspektasiku saja yang terlalu ketinggian. Kupikir sensitifku kemarin dan telat datang bulanku itu karena aku berbadan dua. Tak tahunya, masih nihil. Aku membuang testpack ke tempat sampah, lalu keluar kamar mandi. Kulihat Mas Arga sedang duduk di sudut ranjang. Dia memang sedang menunggu hasil tes sore ini. “Gimana, sayang? Apa ada kabar bagus?” Aku mengusahakan untuk tersenyum. “Masih disuruh pacaran lagi, Mas. Hehe!” Ekspresi Mas Arga langsung berubah drastis, tetapi kemudian dia tetap tersenyum. Dia bangkit dan langsung memelukku. “Enggak papa, enggak papa. Kamu bener, kita masih disuruh pacaran lagi. Kita puas-puasin selagi masih berdua.” “Iya.” Mas Arga menarikku untuk duduk di tepi ranjang. Dia genggam tanganku, matanya pun menatapku lembut.

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN