Sesampainya di rumah sakit, aku langsung berjalan cepat menuju ruangan tempat Risa dirawat. Lokasinya agak jauh dari pintu masuk, jadi aku butuh beberapa menit untuk sampai. Begitu aku membuka pintu, Risa langsung menoleh. Dia juga langsung melebarkan mata. “Mas Arga!” Aku berlari ke arahnya dan dia segera kupeluk erat. Rasanya lega luar biasa melihat dia sudah bisa duduk tegak. “Akhirnya, kamu udah bener-bener sadar.” Aku menciumi kepala Risa berulang kali. Saat aku ingin melepaskan pelukan, Risa menolak. “M-mau peluk dulu. Jangan buru-buru dilepas.” “Oke.” Aku mengedarkan pandangan, dan aku baru sadar kalau ruangan ini kosong. Mama dan Papa tidak ada. Entah saat ini mereka ada di mana. Berselang beberapa saat, Risa agak mendorongku. Aku pun segera melepas pelukan. “M-maafin Mas,

