Seperti perkiraan sebelumnya, Papa dan Mama sudah bersiap menyidangku. Ini pun mereka sudah tak sabar dan terus bertanya kapan aku longgar. Dan ya, malam ini aku baru bisa mengiyakan. Sebenarnya, aku masih belum siap. Namun, tidak mungkin juga aku terus menunda. Papa dan Mama juga pasti tidak akan tinggal diam jika aku tak kunjung mau diajak bicara. “Ehm!” aku berdehem agak keras. Papa dan Mama sudah mentapku lurus-lurus. “Gimana, Pa, Ma? Apa yang harus aku jawab?” “Karena udah sampai begini, kamu harus jawab jujur. Jangan ada lagi yang ditutup-tutupi. Kalau enggak jujur dan ketahuan, restu kami akan sulit.” “Iya. Aku usahain bakal jujur sejujur-jujurnya.” Papa menegakkan badan, lalu mata beliau agak menyipit. “Kapan kalian mulai dekat? Dekat yang dalam tanda kutip. Artinya, dekat sec

