bc

Ranjang Lain Suamiku (Haruskah Bertahan?)

book_age18+
394
IKUTI
6.2K
BACA
billionaire
love-triangle
contract marriage
HE
pregnant
arranged marriage
arrogant
heir/heiress
drama
bxg
bold
city
office/work place
affair
like
intro-logo
Uraian

“Sudah cukup saya bertahan di sini, ceraikan saya, Tuan Azka. Apalagi Tuan hanya menganggap saya sebagai pelayan di sini!”

.

“Tutup mulut kamu, Qiana! Sampai kapan pun saya tidak akan pernah menceraikanmu!”

.

.

Wanita di mana pun pastinya tidak mau menjadi istri kedua. Tapi nasib berkata lain pada Qiana Arisha. Baru saja lulus sekolah, ia dipaksa oleh tantenya menikah dengan Azka Athar Bimantara, suami anak tantenya yang saat itu mengalami koma usai melahirkan anak pertama.

Demi balas budi kebaikan tantenya, Qiana menerima pernikahan tersebut dengan pria yang begitu tampan tapi begitu dingin dan arogan padanya. Sementara Azka terpaksa menikahi adik sepupu istrinya karena dipaksa oleh kedua orang tuanya demi putri kecilnya. Apalagi istrinya masih belum siuman.

.

.

Pernikahan itu pun terjadi, tanpa ada cinta di antara mereka berdua. Dan rupanya selama pernikahan, Qiana dianggap sebagai pelayan dan baby sitter anak suaminya tersebut. Tidak pernah dianggap sebagai istri seutuhnya oleh Azka. Tidur seranjang pun tidak pernah, karena suaminya setiap malam tidur seranjang dengan istri pertamanya yang koma itu.

.

.

Qiana bukan pelakor, dan Qiana bukan benalu. Bagaimana gadis itu keluar dari sangkar emasnya? Dan lepas dari genggaman suaminya yang tidak pernah menganggapnya sebagai istri. Dan, apa benar Azka tidak ada perasaan cinta sedikit pun untuk istri keduanya?

chap-preview
Pratinjau gratis
Bab 1. Di Antara Luka Dan Tawa Tiara
Suara tangisan batita berusia dua tahun lebih dua bulan begitu memekak di telinga siapa pun yang mendengarnya. “Mama ... Mama,” panggil baby Tiara dalam tangisannya yang begitu kencangnya. “Sebentar ya Dek, mamanya sedang ke bawah,” jawab wanita yang mengenakan baju seragam nanny sembari menimang-nimang baby cantik dan gembul itu. “Au Mama ....” Tangan mungil itu menunjuk ke arah pintu, seakan meminta untuk keluar dari kamarnya. Namun, belum dibuka sudah ada yang membuka pintu kamar tersebut. Sosok pria tampan berdiri di diambang pintu dengan riak wajahnya yang tidak enak dipandang. “T-tuan Azka,” sapa Dilah tampak kikuk. “Ke mana Qiana? Kenapa bikin anak ini menangis sejak tadi! Saya ini sedang sibuk bekerja!” sentak Azka dengan salah satu tangannya berkacak pinggang. Dilah langsung menundukkan pandangannya, saking takutnya. “Non Qiana sedang ke dapur, Tuan. Sedang ambil cemilan katanya,” jawab Dilah terbata-bata. Azka menghembuskan napas kesalnya, dan tak ada keinginan untuk mengendong Tiara, anak semata wayangnya. Sementara itu wanita yang baru saja ditanya keberadaannya sudah berada di belakang punggung pria itu. “Ambil cemilan sampai selama itu!” Suara Azka semakin meninggi. “Saya sudah ada di sini Tuan, maaf kalau tangisan Tiara sampai mengganggu pekerjaan Tuan,” sambung Qiana pelan tapi penuh penekanan. Pria itu lantas berbalik badan, tatapan matanya begitu tajam saat menatap gadis berparas cantik bagi pria yang memiliki penglihatan normal. Berbeda dengan pria yang bernama Azka Athar Bimantara, yang kini berusia 32 tahun, menganggap paras gadis itu biasa saja, tidak spesial menurutnya. “Saya memberikan kamu nafkah tiap bulan itu untuk mengurus anak itu, bukannya sibuk makan cemilan setiap hari. Mengerti kamu, Qiana!” sentak Azka menunjukkan kekuasaan yang selama dua tahun ini Qiana telan mentah-mentah. Senyuman tipis menghiasi wajah gadis cantik yang baru saja menginjak usai 21 tahun. “Saya paham dan mengerti Tuan, maaf sekali lagi jika Tiara telah mengganggu pekerjaan Tuan,” jawab Qiana dengan tenang, meski hatinya bergejolak dan amat sakit setiap dibentak oleh pria itu, tapi apa daya, ia tidak bisa berbuat apa pun. “Cepat, diamkan Tiara!” perintah Azka seperti bos. Ya, memang pria itu bos di salah satu perusahaan besar milik keluarga Bimantara. Perusahaan retail ternama di seluruh Indonesia, sungguh beruntung bukan gadis yang baru saja lulus sekolah langsung menikah dengan bos perusahaan yang begitu tampan. Ah, apa benar Qiana sangat beruntung? Qiana melewati tubuh tinggi dan besar pria itu, kemudian meletakkan nampan yang ia bawa ke atas meja, lalu mengambil bayi cantik itu dari gendongan nanny-nya. “Cup ... cup, anak Mama jangan nangis lagi ya, Sayang. Ini Mama,” ujar Qiana dengan lembutnya, seraya mengusap lembut punggung Tiara. Perlahan tapi pasti tangisan bayi cantik itu pun mereda. Lantas Azka meninggalkan kamar anaknya, dan kembali ke ruangan kerjanya yang ada di lantai dua. Qiana yang menyadari pria yang telah menikahinya dua tahun yang lalu telah pergi, lantas ia menarik napasnya dalam-dalam. “Non Qiana, kok bisa sesabar ini menghadapi tuan Azka? Kalau saya pasti udah minta bercerai, Non,” ujar Dilah sembari mengambil nampan yang tadi diletakkan Qiana di atas meja. Qiana menatap baby Tiara yang cantik itu. “Saya bisa sabar karna anak ini, Mbak. Bisa saja saya sebenarnya meninggalkan mansion ini, tapi saya nggak tega dengan Tiara. Mbak Dilah tahu sendirikan sejak Tiara lahir saya sudah mengasuhnya, meski saya bukan ibu kandungnya,” jawab Qiana pelan, lalu membawa si bocah cantik duduk di atas pangkuannya di sofa. Dilah mengangguk, sangat ingat sekali bagaimana terjadinya pernikahan Qiana dan Azka. Qiana bukanlah istri pertama Azka, melainkan gadis yang dipaksa menjadi istri kedua atas permintaan orang tua dan mertuanya agar Tiara diasuh oleh wanita yang masih terbilang saudara sepupu dari istri pertama Azka. Lalu, mengapa Azka menikah lagi jika sudah punya istri? “Ya, semoga saja Non Qiana selalu diberikan kesabaran,” ujar Dilah mendesah pelan. “Doain ya Mbak,” pinta Qiana pada orang yang paling dekat selama ia tinggal di mansion pria itu. “InsyaAllah pasti saya selalu doakan Non Qiana.” *** Waktu sudah menunjukkan pukul 10 malam. Baby Tiara akhirnya sudah kembali tertidur setelah menghabiskan satu botol s**u. Sejenak gadis itu menatap teduh baby cantik itu. “Tidur yang pulas ya Nak, nanti malam jangan rewel biar papa kamu tidak marah-marah. Sekarang Mama tinggal sebentar ya, Mama mau siapin baju papa dulu,” gumam Qiara pelan, lalu mengecup pipi Tiara. Usai itu barulah ia ke kamar yang tidak jauh dari kamar Tiara. Dengan perlahan-lahan ia masuk ke kamar utama, dan bergegas ke ruang walk in closet, tangannya tampak lincah memilih piyama untuk suaminya, kemudian ia meletakkan di atas ranjang. Gadis itu tersenyum getir, lalu menatap sendu isi kamar utama itu. Selama pernikahan, ia tidak pernah tidur di kamar utama, dan tidak pernah pula tidur seranjang dengan suaminya. Pria itu sudah menolak dirinya meski Qiana halal untuk digauli. Namun, gadis itu tidak mempermasalahkan, justru ia senang menerima penolakan dari suami sepupunya yang juga suaminya sendiri. “Aku tidak minta dicintai, tapi cukup ... jangan bentak aku setiap saat, tuan Azka. Aku tahu tuan tidak menyukaiku dan sangat terpaksa menikahi, begitu juga dengan aku sendiri.” “Ya Allah, sampai di mana aku kuat menjalani rumah tangga ini? Aku siap melepaskannya dan mundur jika dia tetap tidak pernah menerima kehadiranku,” gumam Qiana pelan, lalu berbalik badan menuju pintu. Bersambung .... ✍️

editor-pick
Dreame-Pilihan editor

bc

Sentuhan Semalam Sang Mafia

read
178.8K
bc

Papa, Tolong Bawa Mama Pulang ke Rumah!

read
5.1K
bc

My husband (Ex) bad boy (BAHASA INDONESIA)

read
299.7K
bc

Dinikahi Karena Dendam

read
228.9K
bc

B̶u̶k̶a̶n̶ Pacar Pura-Pura

read
154.0K
bc

Setelah 10 Tahun Berpisah

read
13.3K
bc

My Secret Little Wife

read
126.4K

Pindai untuk mengunduh app

download_iosApp Store
google icon
Google Play
Facebook