“Tentang Tuan Barra, ya? Hmm...” Kanaya terdiam dan berfikir sejenak, membuat Jay merasa kesal seketika melihat wajah sopir pribadinya tampak memikirkan sahabatnya. “Buruan jawab, pake mikir segala. Mo milih adegan yang di laporin ke gue? Awas lo boong...” Jay menjitak kepala Kanaya membuat Kannaya memegangi dahinya sembari mengeluh “Aduhh!” “Berani boong, lebih dari itu siksaannya, ingat! Lebih parah.” Tatapan tajam mata Jay membuat Kanaya memainkkan bibirnya lucu, tingkah menggemaskan sang sopir mambuat Jay tak bisa marah gadis di hadapannya. “Buruan jawab, apaan lihat-lihat gitu? Kenapa mata lo kelilipan?” ucap Jay ketus, meski dalam hati dia ingin mencubit pipi sopir pribadinya. “Gimana mau ngomong, Tuan. Kalau di intimidasi gini? Auto kabur kata demi katanya sebelum di ambil, makan

