MELARIKAN diri memang tidak bisa menyelesaikan masalah. Namun, untuk menghadapi mereka, Lav tidak punya kekuatan yang cukup untuk bertahan pada keyakinannya. Bicara empat mata dengan Aksa maupun Lion, serta bertemu teman-temannya setelah peristiwa itu terjadi, Lav tidak yakin masih punya urat malu yang cukup untuk menghadapi mereka. Benar, dia merasa malu. Dia merasa bodoh dan tak berguna. Semua itu terjadi karena Lion yang hanya ingin menuntut hak yang sudah keduanya sepakati sebelum ia menikah dengan Aksa. Perjanjian itu belum berakhir, bahkan sampai sekarang. Lion tidak benar-benar salah. Kesalahannya hanya satu, orang yang menjadi pelampiasan nafsunya sekarang telah menjadi kakak iparnya sendiri. "Mantan kakak ipar," gumamnya, dengan senyuman tipis. Biarkan semuanya begini. Biarka