Getaran ponsel berkali-kali sungguh membuat Tristan sangat terganggu. Siapa yang tega menghubunginya di jam-jam tak wajar seperti ini. Tristan kemudian mengabaikan getaran itu. Ia kembali menarik selimutnya hingga menutupi kepala. Tapi sialnya, ponselnya malah bergetar lagi setelah beberapa detik mati. Tristan akhirnya mengambil ponsel yang diletakkan dekat bantal lalu bermaksud menonaktifkannya. Hampir saja mematikan ponsel itu, Tristan mengernyit saat nama Leo yang terpajang di layar. Jika tidak penting, sahabatnya itu tidak mungkin menghubunginya sepagi ini. Sebenarnya ada apa? "Iya, Leo?" "Akhirnya kamu mengangkat teleponku." "Ada apa?" Suara Tristan terdengar parau. "Ada perlu. Ini bahkan sangat penting." "Ya, katakan saja." Tristan lalu melirik jam kamarnya, pukul 03.20. "Bisak