“Sayang, bangun dulu. Mandi setelah itu shalat subuh berjamaah di bawah.” “Ngantuk, Abang,” rengek Malika tidak mau bangun. Nadhief mengelus kepala istri cantiknya. “Setelah subuh nanti bobok lagi. Sekarang, bangun dulu.” Kedua tangan Malika di rentangkan ke arah suaminya, dengan mata yang masih terpejam. Dia berubah sangat manja sekali setelah melepas kegadisannya. Selesai melakukan ibadah dengan sang suami, Malika merengek mengatakan jika badannya tidak bisa di gerakkan. Nadhief dengan sangat sabar, membantu istrinya mandi. Dia sudah mandi terlebih dahulu, terpaksa harus basah lagi karena sikap jahil Malika. Membuatnya harus kembali berganti pakaian bersih. “Bisa jalan?” tanya Nadhief. Malika mengangguk, wajahnya menunjukkan keraguan. “Sepertinya bisa, tapi pelan-pelan soalnya masi

