“Apa yang Abang lakukan bersama dengan perempuan itu?!” “Sayang, dengarkan Abang dulu. Ini semua salah paham.” “Ohhh ... hanya salah paham. Oke.” Malika meninggalkan ruangan Ady setelah mengambil Ipad yang tertinggal di meja. Tanpa mau mendengarkan maupun berdebat dengan sang suami. Sedang ada tamu penting di perusahaan, jika mereka melihat Malika dan Nadhief bertengkar bisa jatuh reputasi Mahendra Group. Nadhief mengejar istrinya yang akan masuk ke dalam lift. Wajahnya sudah sangat panik, Malika tidak pernah setenang ini ketika menghadapi masalah. Apalagi, ini mengenai suami yang kepergok sedang memangku karyawan perempuan dalam ruangan tertutup. “Sayang, kita harus bicara.” “Nanti saja, Abang. Kita masih harus menemui tamu. Jangan sampai membuat malu Papa dan Mama!” “Jangan marah,

