“Sayang kenapa ngak di makan? Tadi bilangnya mau makan lontong sama sate.” “Abang saja yang habisin. Lika sudah kenyang.” Nadhief melihat ke arah piring istrinya yang sama sekali belum berkurang satupun potongan lontongnya. “Ada sesuatu yang terjadi saat Abang mengambil minuman?” tanya Nadhief dengan mengelus kepala sang istri dengan lembut. Malika melihat ke arah suaminya, kedua matanya sudah berkaca-kaca. Meskipun pertanyaan soal anak sudah sering dia dapatkan, malam ini kalimat pedas yang di lontarkan oleh Nirina sangat menusuk ke hatinya. “Jangan sampai Pak Nadhief mencari istri lagi karena kamu tidak bisa memiliki anak, Malika!” Kalimat yang baru pertama kali dia dengar sepanjang menikah dengan Nadhief. Malika tidak pernah memiliki pikiran jika suaminya akan menikah lagi hanya

