POV Anyelir Langit begitu cerah pada pagi akhir pekan ini. Aku masih menikmati secangkir kopi dan pisang goreng di teras rumah, sembari menemani anak-anak bermain di halaman rumah saat Ferdi datang. Begitu pria itu turun, aku menyambutnya dengan hangat dan mempersilakannya untuk duduk. Lantas aku meminta tolong pada Mbak Tuti untuk membuatkannya minuman. “Tapi nanti kalau kita sudah menikah aku hanya mau meminum kopi buatanmu ya.” “Kenapa bisa begitu? Bukan kah sama saja kopi buatanku dan Mbak Tuti?” Aku sengaja menggodanya, meski tahu ke mana arah pembicaraan pria ini. “Beda. Buatanmu tidak ada yang bisa menandingi,” gombal Ferdi yang membuatku mencebikkan bibir. “Tapi kalau memang kamu benar-benar sibuk, aku akan memberimu kompensasi.” “Belum apa-apa kamu sudah menuntutku begini. S