POV Adi Kinanti berjalan mendekat ke arah kami dengan ekspresi yang sungguh sagat menyebalkan. Aku benar-benar muak melihat sosok perempuan murahan ini. “Abang, dia siapa?” bisik Amora bertanya padaku. “Nanti aku jelaskan,” jawabku, karena Kinanti sudah berdiri selangkah di hadapanku dan Amora. “Hai, aku Kinanti.” Kinanti mengulurkan tangannya pada Amora. Senyum menjijikannya ia tampilkan. “Oh, hai, aku Amora.” Amora menjabat uluran tangan Kinanti dengan ekspresi bertanya-tanya. “Maaf, kamu siapanya Bang Adi, ya?” tanya Amora pada Kinanti. “Kita pulang sekarang ya,” ajakku pada Amora seraya menggenggam jemari gadis di sampingku ini. “Kenapa Kak Adi terlihat panik? Kak Adi belum cerita ke Amora aku ini siapanya Kakak? Iya?” Kinanti mulai berulah. Sialan memang! “Ini sebenarnya ada