Andrean luar biasa tercengang. Seluruh nyawanya langsung menyatu tanpa perlu dikumpulkan puing-puingnya. Pria itu melompat cepat. Menyambar kunci mobilnya yang ia letakkan di atas nakas. “Ayo Sayang…” Ajaknya karena panik. Istrinya mendadak ingin pergi ke tenaga ahli dan Andrean mengira jika sang istri kembali dalam masa-masa tertekannya. “I saw him, Andrean..” “Who?” Siapa yang Anisa lihat sampai-sampai mengajaknya ke psikolog?! “Kamu ngeliat yang nggak kasat mata, Yang?” “Ini lebih ngeri dari hantu-hantuan, Ndre.” Andrean ber-hah. “Kok bisa?!” Pria bertubuh atletis itu memeluk lengan Anisa. “Kamu jangan nakutin aku dong, Yang. Ntar kalau tengah malem aku kebangun gimana?” “Dibilangin bukan hantu, Astaga!” “Tapi lebih serem?” Anggukan Anisa membuat Andrean semakin mengeratkan