Anisa membuka selimut tebal yang menutupi kaki-kakinya. Wanita yang tengah hamil tersebut mendadak menginginkan buah mangga segar hasil petikan tangan suaminya. Air liurnya berkumpul di dalam mulut kala membayangkan asamnya mangga setengah matang yang dipadukan dengan bumbu rasa asam milik salah satu perusahaan pengolah kaldu instan. Bayangan tersebut benar-benar menggugah seleranya. “Ndre..” Panggil Anisa. “Andrean!” Dua kali ia memanggil namun Andrean tak kunjung menghampirinya yang berada di ruang keluarga. Laki-laki itu tampaknya tak berada di dekatnya. Mungkinkah Andrean marah?! Tapi apa salahnya?! Anisa merasa jika kemarahannya wajar terjadi, karena secara tidak langsung papanya menyebut dirinya sebagai batu sandungan untuk pendidikan Andrean. Toh iya hanya meminta Andrean untuk ti