Salah Penilaian

1158 Kata

Selina mengerjapkan matanya saat hidungnya mencium aroma minyak kayu putih. Sekelebat pembicaraannya dengan Andrean menyeruak di dalam benaknya. Tepat ketika matanya terbuka dan menemukan raut kekhawatiran Mama Andrean, tangis Selina pecah. Bahu-bahunya berguncang seiring dengan air yang menurun di pipinya. "Sayang.." Selina menutup mulutnya dengan punggung tangan. Ia tidak menyangka hubungan yang dirinya jalin selama bertahun-tahun diterpa oleh badai besar bernama pengkhianatan. Andrean yang ia percayai menusukkan belati secara terang-terangan dengan mengakui perselingkuhannya yang membuahkan hasil. "Selina, Sayang." Widyawati tak dapat menahan kesedihannya. Ia ikut menangis, sembari menggenggam kuat tangan kiri Selina. Menantu yang dirinya idamkan tengah terluka karena ulah putranya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN