Tak Sebaik yang Dikira

1205 Kata

Andrean berjalan menggunakan lututnya. Ia mendekati Anisa, meminta belas kasihan pada kekasihnya. Pria itu membawa serta anak mereka agar Anisa tak melangkah pergi meninggalkan dirinya. “Demi anak kita, Sayang.” Ucapnya. Zidan tahu Anisa pasti akan luluh. Sahabat Anisa itu melepaskan genggamannya. Mempersilahkan Anisa untuk memilih sesuai kata hati yang wanita itu inginkan. Sebagai orang luar , Ia jelas tak memiliki hak mengatur. Tugasnya hanya sebagai pelindung, di saat ada orang lain sengaja menyakiti Anisa. “Anisa..” Benar-benar hal yang sangat disayangkan. Seandainya Mama Andrean lebih bijak dalam mengolah pertanyaan, Zidan tak mungkin akan naik pitam. Terlebih Andrean juga hanya diam menyaksikan Mamanya menguliti Anisa. Menggelikan memang! Setelah menyudutkan, Mama Andrean bahkan i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN