Playing with Fire

1210 Kata

Anisa menggelung rambutnya. Wanita itu hampir menuruni ranjang jika tangan Andrean tak melingkar pada perutnya. "Ndre, aku mau mandi.." ujarnya sembari melepaskan tangan Andrean. Hal tersebut justru membuat Andrean terbangun. "Jam berapa ini?!" "Setengah sembilan. Kamu mau balik?!" Andrean menganggukkan kepalanya. Ia mendekat, mencuri satu kecupan dari bibir yang selalu membuatnya mabuk kepayang. "Jam setengah sebelas Selina sampai di bandara. Mama suruh aku jemput dia. Kamu nggak apa-apa kan?!" tanya Andrean hati-hati. Mereka baru saja berbaikan, tentu Andrean tak mau Anisa kembali menjauh. Bagaimanapun juga, selain Anisa ada kehidupan lain yang harus pria itu tangani. Itu juga merupakan keinginan Anisa sendiri. Seperti yang Anisa katakan, mereka harus memprioritaskan pasangan masin

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN