“Lo yakin nggak mau balik bareng?!” Andrean di antara pintu mobil bagian depan yang terbuka kembali bertanya kepada Daniel. Sahabatnya memang telah mengatakan jika pria itu secara tidak sengaja bertemu dengan teman lamanya ketika berkuliah dulu. “Temen gue ngajak hang out. Nggak enak kalau nolak.” Ujar Daniel. Ia melirik Anisa yang duduk sembari melongokan kepalanya keluar dari kaca, “besok pagi ya kita jalan lagi. Gue bisa balik senen naik pesawat. Sorry banget karena nggak bisa ikutan ngopi abis ini.” Anisa mengerucutkan bibirnya— kentara sekali jika ibu hamil itu sedang kesal. “Lo kesini buat ketemu gue, tapi malah cheating sama orang lain.” “Mampus kena Omel.” Kicau Andrean, sama sekali tak merasa cemburu. Apa yang Anisa lontarkan memang perjanjian mereka, dimana Daniel akan memilik