Ditampar Kenyataan

1209 Kata

Tangan kanan Anisa melayang, menampar pipi Andrean. “Kamu ngomong begini?” Anisa sungguh tak mempercayai pendengarannya. “Seriusan, Ndre?! Ini Zidan..”– Pria yang dirinya anggap sebagai saudara kandung. Pria yang rela mengorbankan impiannya untuk menjaga dirinya yang melarikan diri untuk mengejar Andrean. Seandainya tak ada Zidan, mereka bahkan tak mungkin bisa berada ditempat yang sama. Jika tak ada pria itu, ia pasti sudah mati dan tak bernafas saat ini. “Zidan Ndre!!” Anisa berteriak. “Dia yang temenin aku. Jagain aku selama ini!” Rasa tidak terimanya menguar. “Dia yang tenangin aku disaat kamu bahkan malingin wajah!” Air matanya menetes. “Gimana aku bisa ninggalin dia disana sendirian kalau dia ada di Semarang buat temenin aku, Andrean!!” Emosi Anisa memuncak. Andrean atau siapapun i

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN