Sepasang sorot mata itu terus menatap ke arah Delon dan Aurora berada. Dia terus melangkahkan kakinya yang sempat meragu dan bahkan dia berkali-kali mengucek matanya, untuk memastikan apakah yang dia lihat itu adalah benar-benar Delon? “Benarkah, itu Delon?” Tatapnya sambil kembali berkedip dan terus mendekat. ”Delon…” tentu saja nama orang yang di panggil menoleh ke belakang dengan raut wajah terkejut. ”Papa…” panggil Delon. ”Om…” ”Wahh! Diam-diam kalian ketemu di luaran, ya?” Tatap tuan Winata yang langsung duduk di antara mereka sambil bertepuk tangan dengan riang. ”Ya, namanya anak muda, Om. Kami saling menjajaki dulu. Kalau kami memang cocok, maka kamu lanjut. Kalau enggak, ya kami berhenti, ya, gak, Kak?” Balas Aura dengan santai. “Om dengan siapa?” Tanya Aura lagi melihat ora

