Mobil yang membawa keduanya akhirnya sampai di kediaman Winata. ”Sayang, aku langsung ke kantor, ya?” Tatap Delon pada sang istri. ”Hmm.” Jawab Wawa langsung keluar dari mobil setengah berlari, padahal dia dalam keadaan perut buncit. ”Kenapa sih, dia? Aku merasa kok dia sedang beanr-benar marah? Apa penyebabnya sebenarnya?” Delon menghela nafas panjang dan memilih mengejar sang istri memasuki rumah. Kamar di lantai dua dengan mudah sudah dia gapai dalam waktu singkat. Terbayang bagaimana nafasnya yang tak beraturan saat menaiki tangga dengan terburu-buru. Delon melihat sang istri langsung merebah masih menggunakan pakaian yang sama. Tanpa dia duga, Delon masuk membuatnya berbalik memunggungi sang suami yang melangkah masuk. ”Kamu kenapa sih, Sayang…jangan buat pikiranku ga tenang, do

