Beberapa kali Bagaskara mendapati besannya menghela napas panjang lalu mengembuskannya dan terdengar cukup kasar, seperti orang yang tengah menyembunyikan sesuatu dari mereka semua. Denis yang sedang bersiap-siap untuk mengantar mamanya pulang sore itu. Sedangkan Bagaskara dan Jihan harus menunggu menantunya pulang mengantarkan orangtuanya. Ada sorot mata yang mengatakan itu semua tapi bukan dikatakan secara langsung. Namun Bagaskara paham dengan ekspresi itu. Tidak pernah ada niat untuk dia tanyakan karena menurutnya setiap orang punya privasi. Tidak lama kemudian Denis keluar dan sudah siap mengantarkan mamanya pulang. “Ayah sama Ibu di sini dulu ya. Aku mau anterin Mama sebentar. Jangan pulang!” Bagaskara mengangguk paham. “Ya kamu hati-hati, ya!” Denis pamitan kepada mereka ber