"Beda," kata Steve, lalu menoleh ke Riani. "Injak aja, Steve," saran Farel. "Kita nggak boleh merusak TKP," kata Riani. "Buka pelan-pelan. Kalau memang ada ruangan lain di dalam tanah, dan ini jalan masuknya, pasti ada celah untuk mengangkat keramik." Lila mundur, ekspresinya bingung, tapi tampaknya dia tidak mau ambil pusing dengan diskusi ketiga orang di sana. Farel yang memerhatikan tingkahnya ini pun tersenyum kecil. Steve dan Farel bekerja sama membuka dua keramik. Ketika kedua keramik berhasil terangkat, itu memanglah sebuah celah untuk ruang bawah tanah. Farel menyenter area gelap di bawahnya dengan lampu senter dari ponsel, terlihatlah sebuah tangga kecil cukup panjang dan sepertinya sedikit berliku. "Tunggu," kata Riani, sebelum dua lelaki memasuki ruangan itu. "Apa nggak seb