"Aaaa" teriak Dara yang mulai frustasi dengan pekerjaan barunya
"Ini sih namanya ngerjain, berkas numpuk kayak gini disuruh baca semua ?! Bisa-bisa sebulan baru selesai, emang sih gue suka baca sama nulis tapi novel atau komik bukan berkas-berkas ginian !!" Oceh kesal Dara setelah seharian penuh ia dihadapkan dengan tumpukan berkas-berkas kantor miliknya
"Kalau gak mau kerja biarin aja disitu sampek selesai sendiri" ucap Arka yang memperhatikan Dara dari pintu ruang kerjanya
"Mas Arka bikin kaget aja, sejak kapan disitu ?" Tanya Dara
"Dari sebelum kamu teriak-teriak" jawabnya
"Benarkah ? Kenapa aku gak lihat yah" celetuk Dara
"Sudah jangan ngoceh terus itu buruan dikerjakan" perintah Arka
"Nah katanya tadi kalau gak mau kerjain boleh dibiarin aja disini" sahut cemberut Dara sontak membuat Arka yang sudah membelakangi dirinya kembali menatapnya
"Boleh aja taruh disitu tapi ingat kamu lihatin aja itu kertas-kertas sampek ada keajaiban semuanya selesai dengan sendirinya" balas Arka
"Hah" celetuk Dara seraya membulatkan mata
"Mau sampek kecoa punah juga gak akan selesai ini berkas kalau cuman dilihatin" gumam Dara membuat Arka mengangkat satu sudut bibirnya
Beberapa jam kemudian
"Belum selesai juga" tanya Arka memasuki ruangan Dara
"Haa, gak ngerti harus diapain" jawab Dara dengan rambut acak-acakan dan bolpoin yang sudah dijepit di telinganya
"Salah sendiri berhari-hari diminta ngerjain berkasnya malah kamu tinggal ngetik novel. Kalau bukan aku yang ngawasin paling juga kamu tinggal ngetik novel mu lagi" ucap Arka seraya tertawa kecil melihat kondisi Dara yang telah berubah drastis dari beberapa jam lalu
"Sudah bawa itu semua berkas nya ke kamar ku" pinta Arka disambut girang oleh Dara
"Yes, mas Arka mau kerjain semuanya ?" Tanya Dara
"Siapa bilang aku mau kerjain tugas mu ?! Aku bantu ngawasin kamu saja" ketus Arka
"Yahh kirain" dengan lesunya ia menundukkan kepala
"Ahh gak apa palingan juga nanti dibantuin mas Arka gak mungkin dia minta gue begadang di kamarnya. Gue kerjain aja kalau dia gak bantuin" batin jahil Dara
"Mas Arka tunggu" panggil Dara membuntuti Arka
Brak
"Hah encok mak pinggang gue, tega banget sih biarin cewek bawa berkas segini banyak nya sendiri" gerutu Dara
"Jalan dari rumah sebelah aja ngeluh, ke atas nya juga naik lift kan bukan tangga manual masih ngomel aja" sahut Arka
Dara membaca kembali berkasnya yang telah berada di meja sedangkan ia duduk di lantai
"Kapan selesainya mas kalau disuruh baca semuanya" Kesal Dara
"Udah dibaca dulu aja nanti juga ngerti" jawab Arka seraya berkutat dengan laptopnya
"Mas Arka bisa gak taruh dulu laptop nya bantu jelasin ini kek" keluh Dara
Brak
Arka menutup layar laptop nya dengan keras sontak membuat Dara terkejut hingga bergidik ketakutan
"Aku baca lagi aja" ucap Dara
"Mana" ucap Arka
"Hah, oh.. ini" seraya menunjukkan berkasnya
"Ini laporan barang masuk dan keluar, yang ini laporan penjualan kamu harus menyalinnya untuk laporan bulanan...." Arka membantu menerangkan berkas-berkas pada Dara
"Ganteng, keren, kaya, perfect.. beruntungnya yang jadi istrinya ntar" batin Dara yang memperhatikan Arka
"Heh ngerti gak" ucap Arka membangunkan lamunan Dara
"Hah, iya lanjutin aja.. ngerti kok" jawabnya yang kembali terfokuskan pada berkasnya
Jam menunjukkan pukul 1 dini hari, Dara pun tertidur saat mengerjakan laporan nya
"Hem anak ini masih bisa-bisanya tidur didepan laptop" gumam Arka disamping Dara yang ikut membantu mengerjakan laporan milik Dara
Arka menggendong Dara dan memindahkannya ke kasur miliknya
"Hiks hiks capek mau liburan" gumam Dara yang mengigau
"Masih aja tidur mikirin liburan" sahut Arka
----
"Morning" sapa Arka seraya menatap wajah Dara yang baru saja membuka mata
"morning" balasnya
"Umhhh" gumamnya menggeliatkan badan
Setelah ia sadar bahwa disampingnya adalah Arka ia pun terdiam membulatkan mata
"Mas Arka ngapain disini ?" Tanya Dara yang terkejut
"Ini kamar ku" jawabnya
"Hah" kagetnya. Arka menahan Dara saat ia akan bangkit dari ranjangnya
"Tidur lagi aja kalau masih ngantuk" bisik Arka yang berbaring seraya memeluk Dara dari belakang
"Tuhan ini kenapa jantung gue jadi kayak pacuan kuda" batin Dara seraya menutup erat matanya
"Santai aja kali udah biasa seranjang masih gugup aja" ejek Arka
Bukk
Dara geram dengan ucapan Arka spontan ia menyikut perut Arka dan membuatnya kesakitan
"Bikin turun pasaran aja" kesal Dara membuat Arka tertawa
"Kemana ?" Tanya Arka melihat Dara beranjak dari ranjang
"Mandi, makan, kerja" jawabnya
"Kamar mandinya disana oi" seraya menunjuk kamar mandi yang terletak di kamar tersebut
"Yee aku mau mandi di kamar ku sendiri lah pakaian disana semua" sahut Dara
"Mandi sini aja kenapa sih, kan ada handuk" balas Arka
"Terus ?" Jawab Dara
"Terus lari ke kamar kamu pake handuk" terang Arka
"Gila !! Ogah" geramnya ditertawakan oleh Arka
"Mandi bareng mau gak" teriak Arka setelah Dara keluar kamarnya
"Gila !! Buruan ke Menur sebelum makin parah !!" Balas teriakan Dara disahuti tawa oleh Arka
"Pagi kak Danish, Asher" sapa Dara setelah ia membersihkan diri dan bergabung dengan ketiga temannya di meja makan
"Pagi" balas keduanya
"Tumben semangat banget" celetuk Danish
"He'em kalau gak semangat tumpukan berkas di kantor ntar malah makin jadi gunung" jawab Dara
"Ouh kirain gara-gara semalam sekamar sama mas Arka" sahut Asher
"Hah" kaget Dara
"Biasa aja udah tau dari lama" Dara pun menutup wajah dengan kedua tangannya namun berbeda dengan respon Arka yang sedari tadi duduk tenang seraya menikmati sarapannya
"Santai aja kali gak ngapa-ngapain juga" sahut Danish
"Kalian" geram Dara menggebrak meja makan. Mengerti maksud Dari ucapan Dara, Asher dan Danish mengangguk bersama
"Ahh sialan apes banget tinggal sama mereka" gerutu Dara
"Kalau sudah selesai sarapan kalian ke ruangan ku" ucap Arka sebelum beranjak dari meja makan
"Sst sst ada apa kok disuruh ke ruangnya ?" Tanya Dara. Bukannya menjawab kedua lelaki tersebut justru pergi meninggalkan dirinya di meja makan
"Heh pada mau kemana ? Kok gue ditinggal sendiri ?" Protes Dara
"Ke ruangan mas Arka, kalau udah selesai sarapan nyusul aja" jawab Asher seraya berjalan menjauh
Tek tek tek
"Apes banget gue, udah cewek sendirian ehh malah kayak boneka juga" gumam Dara seraya mengorak-arik makanan nya
Tok tok tok
"Masuk"
"Mas" ucap Dara memasuki ruangan Arka
"Duduk" pinta Arka
"Kita mulai meeting nya, ponsel tolong di silent letakkan diatas meja semua tanpa terkecuali" perintahnya yang langsung dilaksanakan ketiga partner nya tersebut
"Jadi kita akan membahas masuknya Dara di Group ini, kita sebagai senior akan mengajaknya disetiap pertemuan penting dengan investor juga akan memperkenalkan nya pada dewan direksi. Itu awal dari masuknya Dara kedalam bisnis ini, beberapa dari mereka mungkin sudah mengenal Flavia Company karena sebelumnya saya yang berperan penuh didalamnya tetapi mereka belum mengenal Dara Flavia selaku Direktur perusahaan ...."
Setelah hampir tiga jam lamanya mereka meeting Dara keluar dari ruangan Arka dan kembali ke ruang kerjanya.
Tok tok tok
"Masuk"
"Bagaimana kerjaan mu ?" Tanya Danish memasuki ruangan Dara
"Yah seperti yang kau lihat.. berkurang tapi tidak banyak" jawab Dara
"Boleh aku bantu ?" Tanya Danish
"Benarkah kau mau membantuku ?" Senang Dara yang dianggukan Danish
Danish pun membantu Dara memahami hal-hal yang harus ia lakukan dan inti dari berkas-berkas tersebut
"Wahh daebak" celetuk Dara mendengarkan penjelasan Danish
"Kenapa tidak dari dulu saja aku meminta bantuan mu mas.. mungkin sekarang berkas ini sudah selesai sejak kemarin.. dan aku tidak perlu susah payah membayar guru private kalau penjelasan mu lebih aku mengerti" kata Dara mendapatkan sentilan yang mendarat dikeningnya
"Salah loe sendiri gak pernah tanya ke gue.. paling tanya nya ke mas Arka.. disini ada gue sama Asher juga lohh jadi kalau sama mas Arka loe gak paham tanya ke kita" ucap Danish dianggukan Dara
"Sudah paham kan ?" Diiyakannya
"Yasudah aku kembali ke ruangan ku dulu.. buruan selesain itu berkas.. atau nanti semakin menumpuk lagi" ucap Danish yang kemudian ia pergi
"Kalau gini mah semuanya jadi lebih dimengerti.. memanglah Danish itu daebak" gumam Dara yang kembali mengerjakan berkas-berkas nya
"Bagaimana Dan ?" Tanya Arka pada Danish
"Udah ngerti kok dia"
"Baguslah.. biar gak nyusahin orang lain lagi" celetuk Arka
"Kenapa mas Arka gak coba ajarin dia pakai cara yang biasanya mas gunakan untuk kita" tanya Danish
"Tidak apa" singkat Arka yang pergi
"Aneh" celetuk Danish
----
"Hugh" Dara berjalan menuju kamarnya seraya menggeliatkan badan
"Mau kemana ?" Tanya Arka dari pintu kamarnya
"Ke kamar, mandi terus tidur" jawab Dara
"Bagaimana pekerjaan mu ?"
"Tenang.. sudah beres semua" dengan bangganya
"Benarkah" dianggukan oleh Dara
"Bawa sini semuanya.. akan aku cek" pinta Arka
"Ehm gak bisa besok aja apa ? K-kan udah malem" sergah Dara
"Pekerjaan itu seharusnya selesai kemarin lusa tetapi baru kamu selesaikan hari ini.. jadi harus segera aku cek.. atau pekerjaan ku yang lain juga ikut tertunda" sentaknya. Sontak membuat Dara berlari mengambil berkasnya di ruang kerja dan kembali ke kamar Arka
Tok tok tok
"Masuk"
Ceklek
"M-mas ini berkasnya"
"Ya kemarilah"
Dara masuk ke kamar Arka dan meletakkan berkas-berkas nya diatas meja kemudian ia berjalan menuju pintu namun ditahan oleh Arka
"Mau kemana ?"
"Mandi.. kan mas Arka cuman mau cek berkasnya udah benar atau belum" jawab Dara
"Kalau gak ada kamu gimana aku bisa jelasin udah bener atau belum" jelas Arka membuat Dara menghela nafas kasar
"Mas Arka cek dulu aja gimana ? Aku mandi dulu.. kalau udah selesai aku balik kesini lagi.. kalau ada yang salah mas Arka jelasin ntar" pinta Dara
"Yasudah buruan" langsung membuat Dara melesat ke kamarnya untuk segera mandi dan kembali lagi ke kamar Arka
"Lama sekali" kesal Arka setelah Dara masuk ke kamarnya
"Namanya juga mandi pasti lama.. kadang poop aja bisa sejam apalagi mandi" celetuk Dara
"Kemarilah ini ada yang kurang benar" Dara pun menghampirinya duduk dibawah sofa
Arka yang duduk diatas sofa sedikit menunduk menunjukkan pada Dara berkas yang ia maksud dan Dara menganggukannya
"Kamu keramas" tanya Arka menatap Dara
"Iya kenapa" singkat Dara
"Gak apa, tumben aja wangi banget" jawabnya
"Emang biasanya bau banget ?" Tanya Dara kagetnya yang langsung mendongkak menatap Arka
"Ya gak, tumben aja wangi nya pekat" jawab Arka
"Ouh yah itu aku baru beli shampoo aroma mawar sama parfum mawar, body lotion mawar hehe biar senada aromanya.. pekat ya.. tapi harum banget kan.." ucap Dara diiyakan Arka
"Malah bahas skin care.. itu kerjain" perintahnya
"Susah ya tinggal sama cowok-cowok bingung mau bahas hal-hal cewek mereka gak ngerti.. mana mulut sudah settingan gosip.. kalau gini kan gak ngerti mau gosip sama siapa" gumam Dara berkutat dengan laptop dan berkasnya dan membuat Arka tersenyum kecil
"Sudah" ucap Dara setelah beberapa menit ia memperbaikinya
"Ouh yah" tanya Arka dianggukannya
"Coba aku lihat"
"Hem ya udah bener"
"Berarti udah boleh balik kamar dong" tanya Dara
"belum boleh.. berkasnya belum aku cek semua" sergah Arka
"Yahh" keluh Dara
Arka kembali membaca berkas-berkas . Dara berkutat dengan ponselnya dan sesekali ia mengintip berkas yang dibaca oleh Arka
Dara naik ke atas sofa meluruskan kakinya yang terasa kram menutup mulutnya dengan rapat dan sesekali memukul kecil kakinya
"Ada apa ?" Tanya Arka
"Hehe gak apa cuman kram dikit" jawab Dara yang menyeringai
Arka meletakkan berkasnya secara tiba-tiba ia memegang kaki Dara yang kram sontak Dara teriak merasakan ngilu menahan tangan Arka yang mencoba memegang kakinya kembali
"Udah mas udah.. gak kuat ngilunya" seraya tertawa
"Diem aku bantu kamu biar cepet selesai kram nya" kata Arka seraya tertawa
Arka menyingkirkan tangan Dara melepaskan tangannya. Dara merangkul Arka menjauhkan tubuh dan tangan Arka dari kaki nya
"Ouh sorry" ucap Dara menyadari ada sesuatu dibawah sana yang ia tindih hingga membuat Arka terdiam
Arka dengan cepat membaringkan tubuh Dara di sofa dan menahan tangan Dara diatas, mencium bibir Dara.
Dara yang terkejut membulatkan mata beberapa detik ia mencoba menjauhkan Arka darinya namun tetap juga tak berhasil karena tenaganya yang tidak sebanding.
Dara menutup mulutnya rapat justru mendapat gigitan di bibir nya hingga ia membuka mulut. Arka menelusuri mulut Dara dengan lidahnya. Melumat bibir atas bawah dan juga lidah nya secara bergantian. Dara perlahan menutup mata tanpa sadar kedua tangannya yang telah dilepaskan Arka menggantung di leher Arka membalas mengimbangi ciumannya.
"Ahh.. hhh.. hh.." desahan keluar dari Dara seketika Arka menjilati telinganya dan menjelajahi tubuh Dara di balik bajunya
Arka mengangkat baju Dara melepaskan kain-kain yang menutupi tubuhnya memainkan sentuhannya di tubuh Dara dan terus mencium bibir, telinga dan lehernya secara bergantian
Arka mengusap milik Dara yang masih terbungkus kain lengkap membuat Dara menggeliat mendesah dengan hebat
Ia mulai menelusupkan tangannya ke dalam celana Dara menyapu area sensitif Dara dengan jarinya. Dara yang semakin kepanasan meremas rusuk Arka
"Ehmmm"
"Aahhh"
"Tuhan ini kenapa.. gue pengen berhenti.. tapi badan gue gak mau.. gak singkron banget.. please berhenti.. gue gak mau akhirnya ntar ke pekerjaan terganggu" batin Dara
Seketika ia menahan tangan Arka yang akan melepaskan kain pembungkus terakhirnya dan mendorong Arka menjauh dari tubuhnya. Dara membenahi bajunya dengan tergesa-gesa dan segera berlari keluar kamar Arka
"Maaf" teriak Dara sebelum meninggalkan kamar Arka