Bagian 7

1918 Kata
"Dar" panggil Asher membangunkan lamunan Dara "Ada apa ?" Sahut Dara "Loe mau ikut gak ?" Tanya Asher "Kemana ?" "Bali" "Sama siapa aja ?" Tanya Dara "Kita berempat" "Gak deh" tolak Dara "Yakin gak mau ikut ? Loe emang berani disini sendiri" sahut Danish yang menghampiri mereka di balkon. Dara menoleh pada asal suara tersebut dan mengangguk dengan yakin "Dia ikut, gue udah pesen tiket buat dia juga" sergah Arka yang baru datang "T-tapi.." ucap Dara "Skak.. loe gak bisa nolak" potong Danish seraya tersenyum lepas membuat Dara mendengus kesal "Gue balik kamar" Dara beranjak pergi meninggalkan balkon Dara merebahkan tubuhnya diatas kasur sembari menghela nafas kasar ia menatap langit-langit kamar. "Nyebelin banget" gumam Dara Tok tok tok "Gue mau tidur" sahut Dara "Dar, buka" pinta Arka di balik pintu "Ngapain sih dia itu, ngeselin banget. Seenaknya aja mentang-mentang dia atasan gue gitu. Dia gak pernah mau dengerin pendapat orang selalu seenaknya aja" gumam kesalnya Tok tok tok "Dar" "Iya.. iya.. bentar" sahut Dara beranjak dari kasur dan membukakan pintu kamarnya Arka langsung memasuki kamar Dara dan melewati Dara yang masih berdiri di pintu. Dara yang sudah tak terkejut lagi menutup pintunya dan menghampiri Arka yang sudah duduk di bibir ranjang "Ada apa ?" Tanya Arka melihat Dara bersilang tangan di depannya "Mas Arka yang ada apa  malam-malam ke kamarku" sahut Dara "Memangnya kenapa ? Ini kan rumah gue" ujar Arka membuat Dara melebarkan matanya kemudian menghela nafas kasar Dara yang sudah tidak ingin menjawab ucapan Arka membalik badan dan bermaksud pergi meninggalkan Arka namun di tahan oleh Arka yang menggenggam tangan Dara "Tidur yuk" ajak Arka "Tidur aja ! Aku gak ngantuk" kesal Dara yang masih enggan menatap Arka Arka tidak menghiraukan ucapan Dara ia justru menarik Dara dan membuat Dara terjatuh di atas tubuhnya. Arka merangkul erat Dara menatap kedua mata Dara dengan lembut. "Kamu kenapa ?" Tanya Arka "Gak apa" sergah Dara "Yaudah kalau gak mau bicara" Arka menekan tengkuk Dara menempelkan bibir mereka. Ia melumat bibir Dara dan perlahan Dara menutup matanya merasakan ciuman basah yang diberikan Arka. Dara mengikuti alur permainan Arka membalas setiap lumatan dan sentuhan Arka hingga Arka menghentikan aksinya. "Gue males nerusin" ujar Arka bangkit dari posisinya. Dara kembali berdiri di hadapan Arka dengan penuh tanda tanya. Arka yang tidak bermaksud menjawab hanya membenahi posisi tidurnya. "Loe mau berdiri disitu sampek kapan ?" Sindir Arka menatap Dara "Aku mau bersihkan badan dulu" Dara berbalik pergi ke kamar mandi "Kenapa masih disini ?" Tanya Dara setelah selesai membersihkan diri "Gue tidur sini" singkat Arka Dara tidak menghiraukan keberadaan Arka lagi. Ia berbaring di kasur dan membelakangi Arka. "Udah tidur ?" Tanya Arka seraya memeluk Dara dari belakang dan hanya dibalas dehuman oleh Dara Arka mencium pipi Dara ia ikut menutup mata dibelakang Dara dan masih tidak melepaskan pelukannya. Jam menunjukkan pukul 7 pagi entah kenapa Dara bisa terbangun begitu saja padahal semalam ia tidur cukup larut dan alarm ponselnya pun belum berbunyi. Dara menggeliatkan tubuhnya dengan mata yang masih tertutup hingga beberapa detik kemudian ia membuka mata menemukan Arka di depan kaca riasnya membenahi dasi dengan setelan jas yang membuat Arka terlihat jauh berbeda dari biasanya. Dara bangun dari berbaring dan duduk di bibir ranjang seraya memperhatikan Arka "Udah bangun" sapa Arka menatap Dara dan dianggukannya "Buruan siap-siap" ujar Arka "Kemana ?" Tanya Dara "Bali" "Hah ?? Sekarang ?" Kejut Dara menganga dan dijawab dengan anggukan oleh Arka "Kenapa mendadak banget ?" Tanya Dara "Ada pertemuan penting disana" ujar Arka "Pertemuan apa kok aku gak tau ?" Tanya nya kembali "Udah nanti aja tanya-nya.. buruan siap-siap" ujar Arka Dara pun pergi untuk membersihkan diri dan bersiap dengan pakaian kantor yang telah disiapkan Arka. Dara mengenakan pakaian berjas serta rok diatas lutut dan rambut terkuncir rapi membuat Asher dan Danish melihatnya keluar dari lift bersama Arka ternganga "Wooo... Loe kelihatan keren juga kalau pakai setelan gini" puji Danish yang membuat Dara tersenyum lebar "Thank you tapi sumpah aku gak nyaman pakai gini" ucap Dara "Jangan ngobrol terus ayo" ajak Arka berjalan mendahului mereka bertiga "Loe kenapa gak penampilan kayak gini waktu masih pacaran sama gue" bisik Asher yang berjalan beriringan dengan Dara Bug Asher mengeluh begitu mendapatkan pukulan di pundaknya dari Dara "Heh.. kita dulu pacaran waktu masih sekolah.. loe gila kalau nyuruh gue sekolah pakai kayak gini" sahut kesal Dara "Ya maksudnya gak buat sekolah tapi waktu kita kencan gitu" balas Asher "Mau ngapain kencan pakai setelan kantor.. loe gila.. jalan aja nyusulin mas Arka sama Danish tuh" ujar Dara berjalan lebih cepat menyusul Arka dan Danish yang telah memasuki mobil Mobil yang dikendarai Arka dengan Dara yang duduk disampingnya telah sampai terlebih dahulu di hanggar tempat jet milik Arka terparkir. Dara terpanah kagum melihat barisan jet terparkir rapi di hadapannya. "Mulutnya di tutup neng" kata Danish yang baru sampai dengan Asher "Ayo naik" Asher menggandeng Dara menaiki anak tangga untuk masuk ke pesawat "Gue kira kita naik pesawat" ucap Dara yang baru menduduki kursi penumpang salah satu jet koleksi Arka "Loe pikir ini apa. Mobil" sahut Asher yang duduk disamping Dara "E-enggak maksud gue pesawat umum gitu" sergah Dara "Ngapain naik pesawat kalau punya jet pribadi" sahut Danish "Ini punya kalian ?" "Bukan. Punya tuh" jawab Danish mencondongkan wajahnya menoleh pada Arka disebelahnya "Ouh.. loe berdua emang gak punya ?" Tanya Dara "Enggak.. ngapain.. kan kita bisa pinjem mas Arka" sahut Asher "Pinter.. gak akan menghabiskan uang untuk membeli dan merawat jet ini tapi ikut menikmati kemewahannya" celetuk Dara membuat Asher dan Danish tersenyum lebar Dara yang baru pertama kali merasakan perjalanan dengan jet pribadi pun merasa terkagum dengan lelaki yang duduk diseberangnya itu. Dara memperhatikan Arka yang tengah menatap keluar jendela. Dara tersenyum lebar seketika Arka melirik padanya. Dara merasa canggung dan malu hingga mengalihkan perhatiannya. ---- Dara tengah berdiri didepan layar proyektor. Kali ini ia harus mempresentasikan perencanaan kerjasama yang telah disiapkan Arka. Sebelum presentasi dimulai Arka telah memberitahukan pada Dara bahan presentasi yang harus Dara jelaskan pada para kolega di meeting kali ini. "Berasa ujian dadakan.. baru juga tau bahan presentasinya udah disuruh mempresentasikan aja" gumam pelan Dara yang kini jantungnya tengah berpacu di hadapan para kolega Dalam meeting ini Dara juga tidak sendiri. Dihadapannya terdapat Arka yang telah duduk di kursi bersebelahan dengan Danish juga Asher. Dara merilekskan tubuhnya dan tersenyum lebar pada orang-orang penting yang ada dihadapannya. "Selamat siang semuanya saya Dara Flavia selaku direktur dari Flavia corp. Terimakasih untuk kesempatan ini" ujar Dara membuka presentasinya Dara kemudian mempresentasikan perencanaan project itu dengan sangat baik. Bahkan ia dapat menjawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh mereka. "Sebenarnya saya tertarik dengan  kerjasama ini. Tetapi jujur saja saya kurang yakin jika project ini dipimpin oleh nona Flavia" ujar salah seorang kolega "Anda tenang saja tuan Mike karena calon istri saya ini tetap dalam pengawasan saya dan saya juga turun dalam penanganan proyek ini" sahut Arka begitu saja sontak membuat Dara terkejut namun hanya bisa terdiam untuk menutupi keterkejutan-nya itu. Dan setelah mendengar pernyataan Arka para kolega setuju untuk ikut andil dalam project ini. Setelah melakukan tanda tangan berkas kerjasama mereka segera menutup meeting-nya. "Terimakasih untuk kepercayaan anda dalam kerjasama ini" ucap Arka menjabat tangan kolega-kolega nya yang berpamitan "Loe bercanda mas" bisik Dara setelah hanya tinggal mereka berempat "Gue serius" jawab Arka dengan menatap Dara "Dia lagi eror ?" Tanya Dara pada Asher dan Danish setelah Arka pergi meninggalkan mereka yang masih berdiri di depan pintu ruang meeting Bukannya menjawab Asher dan Danish hanya mengangkat bahu dan pergi enggan menjawab pertanyaan Dara "Heee.. kalian gila apa.. apa gak punya mulut buat jawab" teriak Dara berjalan cepat menyusul ketiga temannya "Jangan teriak-teriak loe kira ini lapangan" sahut Arka membuat Dara tidak lagi berbicara Dara duduk di pinggir pantai dengan menatap Arka yang asik dengan ponselnya "Ada apa tanya aja" ujar Arka tanpa menatap Dara "Bercanda kan yang tadi ?" Tanya Dara "Kamu mau itu beneran ?" Tanya balik Arka menatap Dara Mendapatkan balasan yang cukup tajam Dara langsung menggelengkan kepala dengan cepat "Mas Arka mau kemana ?" Tanya Dara seketika Arka beranjak dari duduknya "Beli minum, mau ikut ?" Jawab Arka "Enggak deh" Dara kemudian menatap laut yang bergelombang dihadapannya. Ia termenung memikirkan apa yang membuat Arka mengatakan hal seperti tadi dihadapan para kolega. "Jangan melamun. Ntar disambar setan pantai loh" gertak Danish "Mana ada setan di siang bolong" sahut celetuk Dara "Ada nih" seraya menunjuk Asher "Sialan loe" sahut kesal Asher "Udah gak usah dipikirin lagi. Itu cuman biar kolega kita yakin buat melepas project ini ke elo" ujar Danish yang mengetahui hal yang tengah menghantui kepala Dara "Emang harus gitu juga yah" ucap Dara "Kalau di lihat dari pengalaman loe soal bisnis dan juga keluarga loe yang gak ada pengalaman dalam dunia bisnis. Apa yang dilakuin mas Arka itu udah bener" jelas Danish dan Dara hanya bisa membuang nafas kasar "Pada ngomongin apa ?" Tanya Arka yang baru kembali "Gak ngomongin apa-apa kok.. iya kan" sergah Dara diiyakan Asher dan Danish "Ayo balik ke hotel" ajak Arka diiyakan ketiganya "Loe berdua jangan ngomong ke mas Arka soal yang kita bicarakan oke" ujar Dara berbisik pada kedua lelaki dihadapannya setelah Arka pergi terlebih dahulu "Iya.. iya" sahut Asher dan Danish bersamaan Ting tong Dara yang masih berbalut handuk langsung membukakan pintu kamarnya tak lama setelah bel berbunyi. Setelah menemukan Arka yang berada di balik pintu Dara membiarkannya masuk dan ia pun kembali ke kamar mandi Tok tok tok "Kamu ngapain Dar ?" Tanya Arka membuka pintu kamar mandi "Mau keringin rambut" ujar Dara menunjukkan hairdryer yang tengah dipegangnya "Ouh.. sini biar aku bantu" Arka mengambil hairdryer nya dan membantu Dara mengeringkan rambut Dara menatap kaca didepannya memperhatikan Arka dari pantulan kaca tersebut. "Gak usah dilihatin sampai segitunya. Ntar juga jadi punyamu" sahut Arka seraya mengeringkan rambut Dara "Siapa yang ngeliatin.. udah gak usah dibantu.. aku bisa sendiri.. mas Arka keluar aja" elak Dara mengambil hairdryer nya kembali dan mendehum meneruskan mengeringkan rambutnya Arka hanya tersenyum simpul dan tiba-tiba ia mencium pipi Dara sebelum pergi meninggalkan kamar mandi tersebut. Dara keluar kamar mandi setelah selesai mengeringkan rambut juga telah berpakaian lengkap. "Tidur sini ?" Tanya Dara melihat Arka berbaring di ranjangnya Arka menjawabnya hanya dengan dehuman Dara mengabaikan keberadaan Arka dan ia pun duduk di kasur dan bersandar memainkan ponselnya. Arka yang semula berbaring pun duduk disampingnya. Arka memeluk Dara dan membuat perhatian Dara teralih padanya. Arka mengambil ponsel Dara meletakkannya di meja Arka kembali memeluk tubuh Dara mengusap rambut Dara menenggelamkan wajah Dara di dadanya Beberapa detik kemudian ia mengangkat dagu Dara mendekatkan wajah mereka. Perlahan ia menempelkan bibirnya dan reflek Dara menutup matanya. Arka mengulum bibir Dara atas-bawah bergantian. Ia menekan tengkuk Dara juga menarik punggung Dara untuk semakin memperdalam ciumannya. Ciuman Arka semakin ganas. Ia mengulum lidah Dara saling berbagi ludah dan diimbangi oleh Dara. Arka menjalarkan ciumannya ke telinga Dara. Ia menjelajahi telinga Dara dengan jilatan membuat Dara mendesah kegelian dan kemudian turun ke lehernya meninggalkan kissmark disana Arka menaikkan baju Dara meremas buah dadanya dengan kasar membuat Dara mengerang. Ia melepaskan pengait bra Dara mengulum buah d**a Dara kanan-kiri bergantian. "Ahmm" Dara menahan erangannya mengigit bibir bawahnya Drrtt Drrtt Arka menghentikan aksinya begitu mendengar getaran dari ponselnya di meja. Ia mendengus kesal saat melihat nama Danish di layar ponselnya "Semuanya udah beres mas" ujar Danish diseberang "Gue turun sekarang" jawab Arka memutuskan panggilannya "Ayok" ajak Arka menoleh pada Dara yang bergeming "Kemana ?" Tanya bingung Dara "Turun ke restauran bawah. Udah ditungguin Danish sama Asher" jelas Arka "Gak ahh aku lagi gak laper mau tidur aja" tolak Dara yang enggan untuk beranjak dari ranjangnya "Mau turun sendiri atau aku gendong" ancam Arka sontak saja Dara beranjak dari kasur memutar mendekat pada Arka Dara membelakangi Arka memintanya membenahi pengait branya dan membuat Arka tersenyum tipis melihat tingkah Dara. "Ayo" ajak Dara yang telah membuka pintu kamar dan masih melihat Arka di samping ranjang. Tingkah Dara semakin membuat Arka menyeringai kemenangan "Aku gak makan" ucap Dara seketika menunggu lift "Mau gue suapin" sahut Arka "Gak usah maksa.. males banget" ucap Dara Bukan menjawab Arka mencium bibir Dara membuatnya membelalakan mata Ting Arka melepaskan ciumannya begitu pintu lift terbuka dan ia menarik Dara masuk kedalamnya "Bisa gak kalau gak sembarangan gitu" bisik geram Dara seraya mengeratkan giginya "Mau marah ? Mau aku cium disini juga" ucap Arka mendapatkan pukulan dari Dara "Tempat umum inget" "Yaudah sih kan liftnya sepi" elak Arka "Ada CCTV nya kali mas" sahut Dara kembali "Biarin kenapa emangnya" santai Arka "Buruan ganti otak biar gak m***m mulu" ujar Dara beranjak pergi begitu lift berhenti di lantai yang mereka tuju
Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN