Bab 16 – Tekanan yang Menggila

1092 Kata

Sejak sidang pertama, kehidupan Aruna benar-benar berubah. Setiap langkahnya seakan diawasi, setiap kata yang terucap menjadi bahan bisik-bisik. Rumah yang dulu terasa hangat kini seperti penjara tak kasatmata, penuh dengan tatapan dingin dan kata-kata tajam yang menyakitkan. Pagi itu, Aruna duduk di meja makan. Hanya ada nasi goreng sederhana yang ia buat, meski hatinya enggan menyentuh makanan. Raditya duduk di seberangnya, sibuk dengan ponsel. Karina muncul dengan gaun santai, rambutnya terurai rapi, lalu duduk dengan senyum kecil yang jelas ditujukan untuk menyindir. “Mas, aku lihat berita online tadi,” ucap Karina sambil mengaduk kopi. “Kasus Aruna sudah viral. Banyak yang bilang istri Mas nggak tahu diri. Dapat suami baik, masih aja selingkuh.” Aruna menunduk, jemarinya mencengker

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN