Bab 18 – Jejak Rahasia

1000 Kata

Pagi itu, Aruna bangun dengan semangat yang berbeda. Meski tubuhnya masih letih, matanya menyimpan api yang tak pernah ia rasakan sebelumnya. Ia mengenakan kerudung tipis dan berjalan keluar kamar, menyusuri koridor panjang rumah itu. Udara masih dingin, aroma kopi yang baru diseduh menyeruak dari dapur. Di meja makan, Karina sudah duduk lebih dulu. Senyumnya tipis, tajam, penuh arti. “Pagi, Kak Aruna,” sapanya sambil menatap penuh sindiran. Aruna hanya mengangguk, menahan diri. Ia tidak ingin pertengkaran terbuka terjadi pagi itu. Namun, dari sorot mata Karina, Aruna bisa membaca sesuatu—kecurigaan. Seakan Karina tahu ada yang berubah dalam dirinya. Aruna sadar, langkahnya harus lebih hati-hati. Sekali saja ia salah, Karina bisa membalik keadaan. Setelah sarapan, Aruna pura-pura sibuk

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN