Jalanan malam itu semakin lengang, hanya beberapa kendaraan yang sesekali lewat. Radit menambah kecepatan mobil, mencoba menciptakan jarak dari mobil hitam yang sejak tadi membuntuti mereka. Keringat dingin membasahi pelipisnya meski AC mobil menyala cukup dingin. Aruna tak lepas menatap kaca spion, jantungnya serasa diperas. “Dit, kenapa mereka nggak berhenti ngikutin kita? Dari tadi kok makin dekat, ya?” “Tenang, Na. Pegangan yang kuat. Aku akan cari jalan memutar.” Radit mencoba tetap tenang, meski dalam dirinya ada bara kemarahan yang siap meledak. Ia tahu Karina tak akan berhenti sebelum melihat mereka hancur. Mobil hitam itu menempel ketat, seakan sengaja memberi tekanan psikologis. Radit membelokkan mobil ke jalan kecil di pinggiran kota, berharap bisa menghilangkan jejak. Jalan

