Bab 13 – Bayang-Bayang yang Menghantui

1014 Kata

Pagi itu, suasana rumah besar keluarga Raditya dipenuhi ketegangan yang sulit dijelaskan. Aruna berdiri di dapur, mencoba menyiapkan sarapan seperti biasa. Tangannya bergetar ketika menuang teh ke cangkir Raditya. Ia berusaha bersikap normal, tapi di dalam hati, ketakutan menggerogoti perlahan. “Mas… nanti pulang cepat?” tanyanya lirih, mencoba membuka percakapan. Raditya yang sedang membaca pesan di ponselnya hanya mengangguk singkat tanpa menatap istrinya. “Lihat nanti,” jawabnya dingin. Aruna menunduk, menahan air mata. Ia merindukan Raditya yang dulu selalu menyambutnya dengan senyum hangat, bercanda ringan setiap pagi. Kini, seolah ada dinding tak kasatmata di antara mereka. Karina masuk ke ruang makan dengan langkah angkuh. Ia melirik Aruna sekilas, lalu duduk di samping kakaknya

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN