Bab 33 – Langkah Pertama

1085 Kata

Pagi itu, udara terasa lebih berat dari biasanya. Aruna berdiri di dapur, menyiapkan sarapan dengan gerakan yang lebih mantap. Tidak ada ragu, tidak ada gemetar—hanya ketenangan yang lahir dari tekad yang semakin kuat. Radit masuk sebentar, menyalami Aruna, dan tersenyum tipis. “Pagi, sayang,” katanya. Suaranya biasa saja, tapi bagi Aruna, setiap kata terasa penting. Ia mengangguk, membalas senyum itu dengan hangat. Kali ini, tidak ada rasa takut atau cemas di matanya. Karina muncul di ruang tamu, membawa berkas dari kantor, wajahnya tetap tersenyum manis. Tapi Aruna bisa menangkap nada cemas yang tersembunyi. Ada sesuatu yang membuat Karina merasa gelisah—dan itu memberi keuntungan bagi Aruna. Selesai sarapan, Aruna mengambil langkah pertama. Ia duduk di ruang kerja Radit, membuka lema

Bacaan gratis untuk pengguna baru
Pindai untuk mengunduh app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Penulis
  • chap_listDaftar Isi
  • likeTAMBAHKAN