Daniel terlihat duduk sendirian di meja makan untuk menikmati makan malam ynag sudah disediakan untuknya. Di tengah aktivitasnya itu, pandangannya tertuju pada Nani yang nampak berjalan masuk ke arah dapur dengan nampan yang dipegang di tangannya. “Nani,” panggil Daniel dengan suara datar. Mendengar namanya dipanggil, wanita itu segera berjalan ke arah Daniel dengan tangan yang masih memegang nampan berisi makanan di tangannya. Ia tidak lupa menunduk hormat setelah berdiri di hadapan Daniel. Daniel menatap ke arah nampan makanan di tangan Nani. Begitu melihat makanan yang masih utuh dan tidak tersentuh sama sekali membuat pria itu mengepal kuat tangannya menahan amarah. Nani tentu saja menyadari kemarahan dari atasannya saat ini. “Maaf Tuan. Saya sudah mencoba membujuk Nona Zevanya, na