Endiwarma Gadi terlihat begitu fokus membaca semua berkas yang ada di tangannya. Beberapa saat kemudian ia melempar smeua berkas di tangannya itu dengan ekpsresi wajah marah dan kedua tangan yang terkepal kuat. Sintia yang berdiri di samping meja Endiwarma Gadi nampak begitu ketakutan melihat amarah dari pria paru baya tersebut. Beberapa hari terakhir ini dirinya selalu menjadi pelampiasan amarah dari pria itu karena berbagai permasalahan yang terjadi baik permasalahan perusahaan maupun keluarganya. “Arseno, kamu benar-benar berani mengkhianati saya,” ujar Endiwarma menatap lurus dengan sorot mata tajam membayangkan wajah Asisten pribadinya itu. Ia benar-benar tidak menyangka bahwa ternyata selama ini pria itu adalah orang suruhan Daniel yang bekerja untuknya demi menjadi mata-mata. S