Gisna kembali ke mejanya dengan kepala yang dipenuhi beragam pikiran. Jika dibayangkan sepertinya syaraf otaknya kini sudah berubah menjadi benang kusut. Ia duduk di kursinya dengan pandangan nanar. Bahkan pertanyaan Meta tak digubrisnya sebelum rekannya itu melambaikan tangan di depan matanya. "You okay?" Tanya sahabatnya itu dengan khawatir. "Hah?" Gisna merespon dengan setelah temannya itu menepuk bahunya cukup kerah. "Oh ya, oke. I'm okay." Jawabnya tersenyum kaku. Ia kembali menatap layar datar di hadapannya, memilih untuk memfokuskan pikirannya pada hal lain selain angka nol yang diminta Lucas padanya. Lima menit kemudian Meta kembali melirik sahabatnya yang mengerang seraya membenturkan dahinya ke meja. "Na, ada apa?" Tanyanya khawatir. Gisna benar-benar tampak frustasi, itula