Gisna merasakan serbuan rasa sakit di dadanya. Lucas? Nama itu begitu saja bergema di kepalanya. "Na, kamu baik-baik aja?" Tanya ibunya khawatir. Dahinya berkerut dalam melihat mimik wajah sang putri. "Baik bu." Jawabnya. Berharap dengan senyum bisa menenangkan sang ibu. "Gisna baik-baik aja." Jawabnya lagi. Dia memang baik-baik saja. Fisiknya baik-baik saja. Sangat baik. Tapi hatinya tidak. "Kamu yakin? Wajah kamu pucat." Ibunya tampak menatapnya intens, Gisna melirik ibunya, mencubit dan menepuk pipinya untuk mengeluarkan rona merah. "Kan Gisna punya anemia, Bu. Jadi wajar aja pucat. Orang hamil juga kan biasanya pucat." Selorohnya. Ibunya masih memandangnya dengan tatapan tak percaya. Perhatian keduanya teralih ketika seseorang menekan bel pintu dengan tergesa. Ibu dan anak itu s