Sandra tidak diberi pilihan lain. Sekeras apapun dia berusaha untuk mencegah Rion, tapi, pemuda itu terlalu keras kepala. Dengan terpaksa akhirnya Sandra naik ke boncengan motor Rion. “Hati-hati di jalan. Jangan lupa kabari aku kalau kalian sudah sampai.” Rion menganggukkan kepala. Tangan kiri pemuda itu terangkat. Rion mengusap pipi kiri Sabrina yang berdiri di samping motor. Melihat apa yang Rion lakukan, Sandra yang sudah duduk di belakang Rion, mengalihkan pandangan mata. Rasanya masih saja sakit melihat hal kecil yang terkesan begitu romantis baginya. Bukan pelukan, apalagi ciuman yang mereka lakukan di depan matanya. Namun, hal sepele berupa usapan di pipi itu justru baginya sangat menyentuh hati. “Aku pergi dulu.” Giliran Sabrina yang mengangguk. Menangkup punggung tangan Rion