“Broddy Yoseph?” Menoleh, Geraldo menatap Eric dengan kening mengernyit. Rambut pria itu berkibar tertiup angin yang cukup kencang. “Tuan Geraldo … Tuan Eric.” Suara panggilan itu membuat Geraldo dan Eric refleks memutar kepala mereka. Percakapan mereka terhenti. Keduanya melanjutkan ayunan kaki mereka. “Selamat datang, Tuan. Mobilnya sudah siap. Mari ikut saya, Tuan-tuan.” Seorang pria paruh baya yang baru saja berlari menghampiri mereka dengan nafas tersengal itu kemudian memutar langkah kaki. “Sebelah sini, Tuan.” Pria itu memimpin langkah seraya mengatur tarikan dan hembusan napas untuk mengembalikan ritme detak jantung yang memburu. Geraldo, pria yang terlihat semakin tampan berkharisma seiring semakin bertambahnya usia itu berjalan tegap bersama sang tangan kanan. Beberapa helai